jump to navigation

Self Help July 30, 2007

Posted by deltawhiski in filosofi.
2 comments

There’s a sentence I like most,

“If you can take this life as it comes and give it your best, there will be something better afterwards”

Rahasia Alam, Rahasia Tuhan July 29, 2007

Posted by deltawhiski in filosofi.
19 comments

Anda percaya pada ramalan?

Saya mempercayai segelintir orang (entah) “mewarisi” atau “dianugerahi” kelebihan bisa melihat atau merasakan sesuatu yang bagi orang banyak lainnya tidak bisa.

Sebenarnya tidak ada yang luar biasa dalam hal ini, apa yang kita ketahui sebagai ramalan cuaca hari ini bagi manusia berabad-abad sebelumnya adalah sesuatu yang sangat diluar pengetahuan mereka saat itu. Meramalkan dengan tepat kapan akan terjadi badai, kapan meteor akan tabrakan dsb.

Saya kira Tuhan terlalu mahabesar untuk bisa dipahami, masih terlalu
banyak pekerjaan Tuhan yang tidak bisa dimengerti oleh manusia, masih
tersimpan sebagai rahasia Tuhan  menunggu digali oleh manusia.

Kembali kepada ramalan, yang lebih penting adalah bagaimana kita sebagai manusia menyikapi ramalan tersebut.

Konon, setiap tahun Tuhan memberikan kepada manusia masing-masing sebuah cawan untuk diisi. Besar kecilnya cawan tidak ada yang tahu persis. Jika sebelumnya kita banyak beramal dan berbuat baik, mungkin Tuhan akan memberikan cawan yang lebih besar. Sebaliknya, jika Tuhan menilai kita belum layak mendapat cawan besar karena masih ada “hutang” yang belum dibayar, atau masih sering iri dan dengki, bisa jadi Tuhan hanya memberi cawan kecil.

Kalau Anda pergi ke peramal, dia hanya bisa mengatakan “… tahun ini Anda akan mendapat rejeki besar…” kalau dia mendapat feeling Anda mendapat cawan yang besar. Sebaliknya, kalau sang peramal mendapat feeling Anda mendapat cawan yang kecil, dia paling mengatakan “…tahun ini Anda harus lebih bijaksana membelanjakan uang Anda…”.

Kembali ramalan tadi sebenarnya tidak terlalu penting, yang penting adalah bagaimana usaha kita bekerja dan bersungguh-sungguh mengisi cawan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.

Jika cawan kita besar dan kita bekerja keras mengisinya, maka akan men-dapat hasil yang melimpah. Sebaliknya jika kita mendapat rejeki kelewat banyak sementara jatah cawan kita rupanya kecil, yang terjadi adalah isinya akan tumpah berupa pengeluaran yang tidak terduga, atau pengeluaran lain yang tidak perlu sehingga hasil akhir yang kita peroleh tidak terlalu banyak.

Mendapat cawan besar ataupun kecil menuntut manusia tetap bekerja keras untuk mengisinya. Kita tidak tahu batasnya sampai dimana, kita hanya bisa berharap semoga Tuhan menghargai jerih payah usaha kita dengan memberikan cawan yang lebih besar di masa yang akan datang.

Bagaimana dengan ramalan garis tangan. Betul saya juga lumayan percaya bahwa Tuhan sudah “menggariskan” rencanaNya pada setiap manusia, yang kita sebut nasib.

Tetapi saya menemukan sebuah pencerahan dari satu buku yang saya baca, bahwa kualitas hidup manusia ditentukan oleh 5 faktor:

  1. Takdir (kita dilahirkan dimana, dikeluarga kerajaan atau dikeluarga miskin)
  2. Peruntungan (kita diberi kandungan unsur-unsur yang berbeda, sehingga setiap orang mempunyai sifat, bakat bawaan yang berbeda)
  3. Pemilihan tempat tinggal dan tempat kerja
  4. Perbuatan baik (investasi spiritual)
  5. Pendidikan dan semangat kerja

Dari kelima faktor diatas, satu satunya yang kita tidak bisa memilih dan harus menerima apa adanya cuma faktor pertama. Ada orang yang dilahirkan di keluarga kaya, sejak kecil tidak pernah merasakan susah sementara ada orang yang dilahirkan dikeluarga miskin, kadang sudah miskin, yatim piatu lagi. Itulah takdir.

Selain yang pertama, sebenarnya keempat faktor lainnya memberi kesempatan kita untuk memilih.

Betul sekali setiap orang mempunyai peruntungan yang berbeda-beda, tetapi perhatikan bahwa perbedaannya lebih tergantung kecocokan. Ada orang yang lebih cocok (berbakat) menjadi olahragawan, ada yang lebih cocok jadi ilmuwan. Galilah dan rasakanlah Anda mempunyai talenta terbaik dibidang apa dan lakukanlah yang terbaik disana.

Bibit yang baik jika disemai ditanah yang subur hasilnya pasti akan jauh lebih baik dibandingkan jika disemai ditanah yang gersang dan berbatu. Mati mungkin tidak tetapi hasilnya juga tidak maksimal. Tanah yang subur atau tanah yang gersang adalah analogi untuk pemilihan tempat tinggal dan tempat usaha.

Terlepas Anda mau mempercayai feng shui atau tidak, tetapi kita sebagai manusia bebas menentukan tempat kerja maupun tempat tinggal, arah dan lokasi yang dirasa paling nyaman.

Faktor keempat dan kelima cukup jelas, bahwa mau jadi orang baik, mau menjadi orang terpelajar atau sebaliknya semua adalah pilihan kita sendiri.

Jadi, jika seseorang diramalkan akan menjadi orang kaya, kemudian orang tersebut menjadi santai dan malas, mungkin saja ybs tidak jatuh miskin. Paling tidak masih bisa terus bergaul dengan orang kaya, menjadi kacung (pesuruh) mereka.

Sebaliknya jika seseorang yang dilahirkan dari keluarga miskin dan diramalkan bernasib pengemis, tetapi orang ybs sangat ingin maju dan rajin, mungkin saja ybs tetap tidak menjadi orang kaya tetapi bisa jadi malah  menjadi ketua kaipang (partai pengemis).

Oh ya, bagi yang meyakini garis tangan sebagai ramalan masa depan, saya berbagi sedikit rahasia. Garis tangan dari waktu kewaktu terus berubah kok.

Kalau Anda ingin nasib Anda berubah, berusahalah sekuat tenaga, pasrahkan kepada Tuhan, garis tangan Anda akan berubah demikian juga nasib Anda. Buktikan!

Ada sebuah artikel menarik dari blog tetangga, “Nasib, dapatkah diubah?”

Investasi yang too good to be true July 28, 2007

Posted by deltawhiski in finance, opinion.
1 comment so far

Sangat menjengkelkan jika sering-sering Anda didatangi anak kemarin sore yang menawarkan “investasi atau bisnis” yang katanya bagus dan sangat menguntungkan.

Menjengkelkan karena jelas-jelas kalau itu investasi atau bisnis yang menguntungkan, dan orang-orang yang invest menuai keuntungan besar, anak-anak kemarin sore itu lebih baik turut invest dan segera menjadi kaya saja. Tidak perlu merengek-rengek ke Anda minta waktu untuk ketemu dan mempresentasikan proposalnya.

Salah satu posting yang pernah saya tulis di milis alumnippm, saya kutip lagi:

****

Perkenankan saya sharing sedikit mengenai ‘bisnis’ trading forex.

Membeli dan menjual mata uang asing (forex) adalah satu jenis investasi yang cukup menarik. Ada yang menginves-tasikan dengan cara konvensional, membeli sejumlah mata uang asing, katakan $10.000 pada kurs 8.400 dan berharap nilai tukarnya akan naik sampai 8.500 dan kalau dijual pada posisi ini, maka investor akan mendapat profit Rp. 1.000.000,-. Berapa dana untuk investasi awal, yaitu
84.000.000,-. Jika ternyata kurs USD bukan bergerak ke 8.500, melainkan sebaliknya ke 8.300, maka resiko kerugian adalah Rp. 1.000.000,-.

Pada perkembangan berikutnya, orang berpikir, mengapa dengan potensi gain/loss hanya 1 juta orang perlu berinvestasi sampai 84 juta. Seharusnya mekanismenya bisa dibuat lebih mudah dan murah, maka berkembanglah mekanisme trading yang kemudian disebut “margin trading”. Yang perlu diinvestasikan pada margin trading hanya sebesar resiko kerugian yang berani diambil. Pada contoh diatas, investasi hanya Rp. 1.000.000,-. saja, dengan kemungkinan keuntungan menjadi Rp. 2 juta atau bahkan lebih, ATAU… hilang sama sekali.

Jadi untuk mendapatkan keuntungan 1 juta dari pergerakan kurs sebanyak 100 poin hanya diperlukan modal 1 juta saja, tidak perlu sedia modal sampai 84 juta.

Menarik? Itu baru satu dari sisi menariknya, dan ada hal lain lagi. Jika pada transaksi / trading konvensional, kembali lagi mengambil contoh diatas, prosesnya harus dimulai dengan membeli pada harga rendah, kemudian menjual pada harga tinggi, tidak bisa lain. Bagaimana jika ada informasi bahwa USD akan melemah? Berarti JANGAN beli dulu, tunggu sesudah turun, baru beli pada harga murah dan berharap nilainya akan naik.

Pada margin trading, Anda bisa membeli dulu kemudian baru menjual, ATAU menjual dulu (walaupun Anda belum mempunyai barang) kemudian baru membeli.

Kurs naik… bisa ambil untung, kurs turun… juga bisa ambil untung.

Itu dari sisi baiknya, too good to be true…? (more…)

Terhipnotis / terhypnosis July 21, 2007

Posted by deltawhiski in filosofi.
add a comment

Menurut seorang pelatih hypnosis, sebenarnya kita-kita memang dalam keadaan terhypnosis sepanjang hidup.

Kita hidup berdasarkan image yang kita yakini, kita menjalani
hidup sesuai peran yang kita lakoni.

Siapa yang menghypnosis kita?

Orang tua, guru, teman, lingkungan semua turut membentuk
menjadi we are what we believe. Namun, kita bisa dihypnosis hanya kalau kita bersedia atau nrimo. Intinya kalau kita tidak mau dihypnosis, maka hypnosis tidak akan mempan.

Itu waktu kita masih kecil, kita belum mengerti banyak hal dimana
other people always right, kita belajar dari orang lain dan dari lingkungan.

Apakah ketika sudah dewasa dan berpendidikan tetap bisa terhypnosis? Yes of course.

Contoh: orang yang sedang jatuh cinta pun sebenarnya kondisi terhypnosis. Apa yang orang lain lihat biasa-biasa, kita melihatnya beda. Terkadang senang, terkadang mumet, yang bagi orang (lain) diluar kok biasa-biasa saja. Kita berberbahagia, terkadang kita merana karena jatuh cinta.

Tetapi yang pasti, kita hanya bisa terhypnosis hanya kalau kita memang bersedia

Remains… July 20, 2007

Posted by deltawhiski in feeling.
add a comment

Sepanjang hidup ini kita berkesempatan mengenal ratusan bahkan ribuan orang….

namun tidak banyak yang kita bisa ingat, yang kita sebut sahabat….

hanya beberapa yang tersisa dan tertinggal menempati salah satu sudut hati kita, sebagai orang-orang yang kita kasihi….

Berikut sepotong lagu manis dari Zhou Hui

约定
Yue Ding
Agreemen
t

……
我会好好地爱你傻傻爱你
wo hui hao hao de ai ni sha sha ai ni
I will love you nicely love you foolishly

不去计较公平不公平
bu qu ji jiao gong ping bu gong ping
Won’t bother whether it’s fair or not

BCA, haruskah dimatikan July 18, 2007

Posted by deltawhiski in finance, opinion.
add a comment

Ini tulisan lama, nyaris hilang di belantara internet.

Dulunya saya posting di milis Apakabar di-moderate oleh seorang Belanda, namanya saya lupa…, George …. apa gitu. But fortunately penerus milis Apakabar atau whoeverlah itu meng-archive dengan baik.

Walaupun sampai sekarang pun saya tidak menganggap BCA
bank yang baik servicenya, tetapi saya tetap bangga BCA
sebagai bank nasional yang bisa dibanggakan, at least banyak
orang yang cannot live without it!

Pada saat BCA akhirnya terpaksa harus diopname di BPPN,
untuk bank-bank lain pemerintah menerjunkan 1 orang
direktur untuk takeover, tetapi khusus untuk BCA pemerintah
sampai harus menerjunkan 2 orang direktur.

Bahkan hingga 6 bank pemerintah yang turut pingsan
kena krisis dimerger jadi satu, jumlah nasabah dan total asset-
nya baru mengimbangi atau sedikit lebih unggul dari BCA.

Berbicara mengenai BCA, orang tidak boleh melupakan sosok
Mochtar Riyadi. Bankir bertangan dingin yang berhasil
memoles BCA dari sebuah bank pasar pagi menjadi bank swasta terbesar dijamannya.

Sekarang BCA sudah kembali sangat sehat dan sangat besar, cuma sayang pelayanannya semakin jauh dari nasabah-nasabah kecil. Nasabah “dipaksa” lebih nyaman berhubungan dengan mesin daripada manusianya. Sulit menemukan karyawannya yang ramah, kecuali Anda Priority Card holder.

Mungkin memang harus begitu

The Archive is:

********

Date: Wed, 27 May 1998 07:47:22 +0700

From: Darwin Tjoe <darwin-tjoe@usa.net>
To: apakabar@clark.net
Subject: BCA, Haruskah dimatikan ?

Logo BCA
Hari-hari terakhir ini BCA, bank swasta nasional terbesar di
Indonesia sedang di rush habis-habisan. Presdir BCA Bp. Abdullah Ali komisaris Bp. Anthony Salim yang tampil marathon didepan TV belum mampu meredam semangat rush masyarakat yang sedemikian menggebu-gebu. Saya sendiri terus terang tidak tahu ada masalah intern apa sebenarnya disana, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijelaskan dengan logis tentunya.

Pada hari-hari kerja biasa, tanpa rush, tanpa menerima pengalihan nasabah dari cabang lain pun, melakukan transaksi perbankan di BCA juga tidak terlalu menyenangkan. Melakukan salah satu transaksi yang paling sederhana misalnya setor tunai, tarik tunai, setor kliring, transfer saja paling tidak juga harus antri 10 – 15 menit. Untuk melakukan satu transaksi di atas, teller yang telah megetikkannya di komputer harus menunggu seorang supervisor untuk me-validasi. Terkadang kalau sang supervisor sedang ada urusan lain, terpaksalah nasabah dan teller yang bersangkutan harus menunggu, sungguh tidak efisien rasanya.

Pegawai BCA juga tidak bisa disebut ramah dan menyenangkan. Senyum manis sebagaimana pegawai bank lain pada umumnya agaknya lumayan langka bisa ditemukan di BCA.

Setelah dilanda kerusuhan besar pada tanggal 14 – 15 Mei yang lalu, tercatat BCA yang mengalami kerusakan paling banyak pada cabang-cabang dan mesin-mesin ATM-nya. Pada saat yang sama, kebanyakan orang juga mulai kehabisan stock uang tunai karena tidak bisa keluar untuk beberapa hari sehingga memang sudah diperkirakan banyak bank yang akan diserbu untuk penarikan tunai. Satu hari sebelumnya gubernur BI sudah memberikan jaminan BI akan menyediakan cadangan tunai berapapun jumlahnya.

Baru beroperasi penuh dua hari, Jakarta diancam lagi dengan isu Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei sehingga praktis semua bank kembali meliburkan diri beberapa hari. Bisa dimengerti begitu buka kembali bank-bank kembali diserbu oleh penabung yang sudah kehabisan dana tunai. Lambatnya pelayanan BCA serta menumpuknya nasabah-nasabah yang cabangnya rusak atau terbakar menyebabkan antrian nasabah menjadi sedemikian panjang.

Ada cerita dari beberapa teman,

“Saya melihat BCA sedang di-rush, pasti ada apa-apanya. Saya jadi ngeri dan mau memindahkan dana saya yang disana. Peduli isunya benar ataupun tidak.”

“Saya mulanya mau setor uang, tetapi karena juga terpaksa harus ikut antrian dan selama dalam antrian banyak terdengar bisik-bisik kiri kanan, akhirnya sampai didepan teller saya tidak jadi setor uang yang saya bawa, kemudian malah ikut-ikutan narik. Lumayanlah, bikin hati
tambah tenang.”

“Tadinya sih mau memperpanjang deposito saja (yang tidak ada sangkut paut dengan tarik setor tunai) juga disuruh ikut antri. Kesal dong, jadi nanti kalau jatuh tempo saya pindahin saja ke bank lain.”

“Kita butuh sedikit tunai untuk transaksi sehari-hari. Kalau harus antri sekian lama, mendingan saja sekalian tarik semuanya. Siapa yang tahan saban hari harus antri di sini.”

“Bagaimana bisa bisnis dengan kondisi seperti ini, dana saya sudah saya transfer semuanya ke bank lain, biar dari sana saja transaksi sehari-hari untuk sementara.”

Isu pun semakin berkembang menjadi “Mayoritas saham BCA ditangan putra putri presiden”, “Suharto narik 5 Triliun”, sampai “BCA mau bangkrut”.

Isu terakhir semakin lama semakin kuat gaungnya, bersamaan dengan semakin bersemangat nasabah-nasabah menguras habis tabungannya di BCA. Semakin banyak orang mempercayai isu tersebut, semakin bank bersangkutan mendekati ajalnya. Sebaliknya semakin orang tidak
mempercayai isu tersebut, maka kemungkinan bank bersangkutan lolos dari maut semakin besar.

Bank yang paling sehat pun, kalau di-rush sebagian besar nasabahnya terus menerus, hampir bisa dipastikan akan ambruk. Nah, terlepas dari benar tidaknya isu kesehatan BCA, bagaimanapun juga selama ini hampir sebagian besar masyarakat nasabah BCA pasti sudah menikmati
manfaat dan fasilitas yang disediakan BCA. Kemanapun, nasabah tidak perlu mengantongi uang tunai yang berlebihan, karena hampir diseluruh pelosok kota bisa ditemui ATM-ATM yang siap melayani 24 jam. Pembayaran telepon, kartu kredit, PLN, handphone, bahkan sampai uang sekolah bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hampir semuanya bebas biaya.

Cat.”… sekarang hampir semuanya kena biaya…”

Berbeda dengan yang ditawarkan bank-bank lain, BCA juga tidak mendorong nasabahnya berpola hidup konsumtif. Sejauh yang bisa saya amati, BCA adalah bank yang paling berdedikasi kepada nasabah-nasabah kecil.

Kebanyakan produk perbankan dari BCA umumnya membuat hidup ini menjadi lebih mudah sehingga alangkah sayang apabila BCA harus “mati” juga karena ulah nasabah-nasabahnya.

Arsip asli tersimpan di
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/05/26/0034.html

Ikut-ikutan… July 18, 2007

Posted by deltawhiski in general.
add a comment

Ikut-ikutan, maybe yes… maybe no.

But, kepikiran juga saya ingin meng-arsip beberapa tulisan yang pernah saya posting diberbagai milis yang mudah-mudahan masih layak dibaca
atau something worth to file.

Adalah tidak penting seberapa banyak yang kita tahu, lebih penting
adalah apa yang kita tahu bisa bermanfaat bagi diri kita, lingkungan kita
dan orang lain

Thanks to you who already stop by.

Enjoy !