jump to navigation

Hilangnya Nalar June 5, 2008

Posted by deltawhiski in bbm, finance, manajemen.
add a comment

Saat itu saya masih belum genap berusia 11 tahun ketika saya lihat Mama saya panik, malam-malam mau pergi belanja.

“Belanja apa Ma”, tanya saya

“Barang-barang keperluan rumah tangga, yang kita butuhkan. Karena nanti bakal ada kenaikan harga minyak”

Dalam hati saya tidak mengerti, belanjanya kok harus malam-malam begini, apakah tidak bisa menunggu besok saja. Lagi pula, apa hubungannya dengan kenaikan harga minyak? Motor tidak punya, apalagi mobil. Satu-satunya minyak yang keluarga kami beli hanya minyak tanah untuk kompor memasak. Kalau kuatir harga minyak naik, satu-satunya yang perlu dibeli harusnya minyak tanah. Begitulah pikiran saya yang masih polos dan lucu (lugu dan culun).

Rupanya saya tidak sendirian, ternyata beberapa menteri dan pejabat negara kita, bahkan wakil presiden saat ini pun sama lucu-nya. Dalam sebuah pertemuan yang disiarkan di berita malam televisi beberapa waktu yang lalu (sebelum harga BBM kembali dinaikkan), wakil presiden RI yang pengusaha tulen berpidato dengan berapi-api

“… rakyat kecil harusnya untung dengan kenaikan BBM ini karena mendapat BLT. Konsumsi minyak rakyat kecil (tidak mempunyai motor apalagi mobil) sebulan cuma 30.000-an, kemudian dapat BLT 100.000, kan masih untung 70.000…”, begitulah kurang lebih hitung-hitungan saudagar asal Makasar ini, yang penting cuan…

Itu hanya betul kalau masalahnya sesederhana itu, kalau tidak ada “chain of reaction” yang menyebabkan “multiplier effect“.

Sekarang ada kenaikan harga BBM, okelah karena saya tidak mempunyai motor atau mobil. Tetapi besoknya ketika saya hendak naik kendaraan umum, tarifnya sudah naik. Karena tarif transportasi naik, harga sayuran di pasar juga naik. Karena harga sayuran naik, penjual makanan terpaksa juga menaikkan harga jualnya dan seterusnya.

Jadi aneh kalau menteri kita ngomong “I wish saya bisa menurunkan harga….” sementara actionnya adalah menaikkan harga. Selama ini pemerintah berusaha mempengaruhi opini publik dengan selalu mengumandangkan “subsidi” yang akan membuat anggaran negara jebol. Apa yang disebut dengan subsidi dan apa yang disebut anggaran negara jebol belum pernah ada penjelasan detil mengenai hal ini.

Namun kontroversi mengenai “subsidi”, saya ingin menyadur apa yang disampaikan oleh Kwik Kian Gie (more…)

Rampok legal di negeri edan April 17, 2008

Posted by deltawhiski in finance, internet, IT, opinion.
5 comments

Beberapa kali sejak Bulan April, para operator seluler saling pamer dengan iklan satu halaman penuh, berwarna lagi, mengkomunikasikan bahwa sekarang tarif percakapan sudah lebih murah.

Mayoritas dari iklan operator seluler, baik di media cetak maupun media elektronik adalah Tarif Murah. Mengapa operator merasa perlu terus mempromosikan harga murah, kemungkinannya hanya ada dua:
– memang benar-benar murah atau
– sengaja meng-kamuflase dan menutup-nutupi tarif mereka yang sangat mahal

dan rasa-rasanya banyak orang setuju berpendapat yang kedua diatas. Marketing is about perception, marketing bertujuan menciptakan persepsi, dan antara persepsi dengan yang di-delivery boleh tidak ada hubungannya sama sekali. Bagaimanapun juga, sebagai institusi bisnis operator seluler tetap berupaya bagaimana membuat orang merogoh koceknya lebih dalam lagi untuk membayari mereka.

Upaya yang dilakukan oleh operator seluler untuk memaksa pelanggan merogoh kocek semakin dalam sudah sampai pada tingkat yang sangat tidak etis dan menyebalkan.

(more…)

Wajib Kunjung February 8, 2008

Posted by deltawhiski in finance, internet, IT.
1 comment so far

Isi ulang pulsa voucher electronic

Gaya hidup perkantoran dewasa ini berbeda dengan jaman dahulu.

Adalah Steve Jobs yang awalnya mempunyai cita-cita “computer on every desk”, tetapi kemudian justru Bill Gates yang mewujudkannya, anyway kita berterima kasih kepada kedua orang hebat ini. Tentu dunia kita tidak seperti hari ini tanpa kedua orang ini.

Jika dulunya disetiap meja wajib punya kalkulator, penggaris, buku-buku tebal, maka di perkantoran modern saat ini sebenarnya cukup wajib punya 1 set komputer dan tentu saja koneksi internet. Komputer tanpa internet ibarat pesawat televisi tanpa antena.

Nah, dari sekian banyak informasi di belantara internet, ada beberapa situs yang sangat bermanfaat dan kami akses hampir setiap hari. Saya menyebut mereka adalah “must visit” atau wajib dikunjungi.

Seperti iklannya kartu kredit (lupa yang mempopulerkan ini Visa atau Master), “Don’t leave home without it”. Nah, menurut saya pengalaman berinternet kita juga juga kurang sempurna jika tidak mengunjungi situs-situs berikut:

Disclaimer: pengalaman pribadi orang-orang lain mungkin akan berbeda-beda, bagaimana dengan Anda?

  1. google.gif
    mencari apa saja
    di internet. Jika Anda tidak tahu Google, ke planet mana saja Anda beberapa tahun terakhir?
  2. yahoo.gif
    penyedia layanan mailing list dan instant messaging yang paling populer. Sebenarnya Yahoo adalah penyedia email yang paling banyak dipakai, sayang SPAM filter-nya yang payah banyak salah buang email-email yang justru bagus ke folder BULK sehingga tidak saya rekomendasikan.
  3. microsoft.gif
    90% dari komputer yang hidup diseluruh dunia menggunakan OS Windows. Mau tidak mau, suka tidak suka, malah legal tidak legal, sekali waktu harus mengunjungi situs Microsoft. Kalau ketemu error message tertentu saat sedang menjalankan komputer, ketikkan saja pesan error itu di situs Microsoft. 80% informasi mengenai apa yang terjadi bisa diketahui.
  4. detikkom.gif
    situs berita dari detik ke detik (katanya). Sesungguhnya tidak sampai seekstrim begitu, mungkin menit ke menit masih oke. Tetapi fokus pada “kecepatan” berita juga sedikit banyak harus mengorbankan ketajaman analisa dan asas pemberitaan yang berimbang. Tetapi yang paling menyebalkan adalah iklannya yang terlalu banyak, berkelap kelip dan sangat mengganggu. Menurut buku Ideavirus dan membaca buku The Google Story cara beriklan yang demikian sudah tidak jamannya lagi. Selain mendapat response yang sangat rendah, lebih sering justru menimbulkan antipati dari pembaca. Cara terbaik menikmati berita Detikcom adalah menggunakan browser Opera dan hidupkan Block Content, sekali click semua iklan hilang dari halaman.
    Peringatan! Mereka yang bayar iklan mahal-mahal mungkin tidak suka tips diatas ini
  5. topup prepaid cell
    isi ulang pulsa HP apa saja, dan kapan saja. Diantara semua situs diatas, ini adalah yang usianya paling muda tetapi langsung menjadi favorit saya dan teman-teman di kantor. Tampilan layar yang bersih, sederhana, dan cepat akan menjadikan isi ulang pulsa HP tidak pernah semudah ini.
  6. bankmandiri.gif
    situs internet banking favorit saya. Saya masih ragu apakah benar Bank Mandiri yang selalu membanggakan diri sebagai bank nasional terbesar memang benar punya nasabah terbanyak. Soalnya jauh lebih sulit menemukan orang yang tidak punya rekening BCA daripada yang tidak punya rekening Bank mandiri. Tetapi berbicara mengenai internet banking, walaupun keduanya bersaing ketat, sama-sama cepat, sederhana, dan mudah dipakai, Bank Mandiri mempunyai fasilitas lebih banyak daripada BCA. Salah satunya adalah nasabah bisa membuka deposito sendiri. Fitur tersebut sangat berguna bagi nasabah yang mempunyai dana idle bisa didepositokan agar mendapat bunga lebih tinggi. Mungkin BCA “tidak mau rugi” karena fitur ini berpotensi mengurangi profit bank. Selain itu rincian mutasi transaksi Bank Mandiri lebih rinci, menyertakan nomor rekening nasabah (BCA hanya nama) Tetapi bagaimanapun, dengan adanya internet banking, transaksi keuangan menjadi jauh lebih menyenangkan. Persis seperti bunyi iklan, menggunakan internet banking serasa memiliki ATM pribadi.

    Investasi yang too good to be true July 28, 2007

    Posted by deltawhiski in finance, opinion.
    1 comment so far

    Sangat menjengkelkan jika sering-sering Anda didatangi anak kemarin sore yang menawarkan “investasi atau bisnis” yang katanya bagus dan sangat menguntungkan.

    Menjengkelkan karena jelas-jelas kalau itu investasi atau bisnis yang menguntungkan, dan orang-orang yang invest menuai keuntungan besar, anak-anak kemarin sore itu lebih baik turut invest dan segera menjadi kaya saja. Tidak perlu merengek-rengek ke Anda minta waktu untuk ketemu dan mempresentasikan proposalnya.

    Salah satu posting yang pernah saya tulis di milis alumnippm, saya kutip lagi:

    ****

    Perkenankan saya sharing sedikit mengenai ‘bisnis’ trading forex.

    Membeli dan menjual mata uang asing (forex) adalah satu jenis investasi yang cukup menarik. Ada yang menginves-tasikan dengan cara konvensional, membeli sejumlah mata uang asing, katakan $10.000 pada kurs 8.400 dan berharap nilai tukarnya akan naik sampai 8.500 dan kalau dijual pada posisi ini, maka investor akan mendapat profit Rp. 1.000.000,-. Berapa dana untuk investasi awal, yaitu
    84.000.000,-. Jika ternyata kurs USD bukan bergerak ke 8.500, melainkan sebaliknya ke 8.300, maka resiko kerugian adalah Rp. 1.000.000,-.

    Pada perkembangan berikutnya, orang berpikir, mengapa dengan potensi gain/loss hanya 1 juta orang perlu berinvestasi sampai 84 juta. Seharusnya mekanismenya bisa dibuat lebih mudah dan murah, maka berkembanglah mekanisme trading yang kemudian disebut “margin trading”. Yang perlu diinvestasikan pada margin trading hanya sebesar resiko kerugian yang berani diambil. Pada contoh diatas, investasi hanya Rp. 1.000.000,-. saja, dengan kemungkinan keuntungan menjadi Rp. 2 juta atau bahkan lebih, ATAU… hilang sama sekali.

    Jadi untuk mendapatkan keuntungan 1 juta dari pergerakan kurs sebanyak 100 poin hanya diperlukan modal 1 juta saja, tidak perlu sedia modal sampai 84 juta.

    Menarik? Itu baru satu dari sisi menariknya, dan ada hal lain lagi. Jika pada transaksi / trading konvensional, kembali lagi mengambil contoh diatas, prosesnya harus dimulai dengan membeli pada harga rendah, kemudian menjual pada harga tinggi, tidak bisa lain. Bagaimana jika ada informasi bahwa USD akan melemah? Berarti JANGAN beli dulu, tunggu sesudah turun, baru beli pada harga murah dan berharap nilainya akan naik.

    Pada margin trading, Anda bisa membeli dulu kemudian baru menjual, ATAU menjual dulu (walaupun Anda belum mempunyai barang) kemudian baru membeli.

    Kurs naik… bisa ambil untung, kurs turun… juga bisa ambil untung.

    Itu dari sisi baiknya, too good to be true…? (more…)

    BCA, haruskah dimatikan July 18, 2007

    Posted by deltawhiski in finance, opinion.
    add a comment

    Ini tulisan lama, nyaris hilang di belantara internet.

    Dulunya saya posting di milis Apakabar di-moderate oleh seorang Belanda, namanya saya lupa…, George …. apa gitu. But fortunately penerus milis Apakabar atau whoeverlah itu meng-archive dengan baik.

    Walaupun sampai sekarang pun saya tidak menganggap BCA
    bank yang baik servicenya, tetapi saya tetap bangga BCA
    sebagai bank nasional yang bisa dibanggakan, at least banyak
    orang yang cannot live without it!

    Pada saat BCA akhirnya terpaksa harus diopname di BPPN,
    untuk bank-bank lain pemerintah menerjunkan 1 orang
    direktur untuk takeover, tetapi khusus untuk BCA pemerintah
    sampai harus menerjunkan 2 orang direktur.

    Bahkan hingga 6 bank pemerintah yang turut pingsan
    kena krisis dimerger jadi satu, jumlah nasabah dan total asset-
    nya baru mengimbangi atau sedikit lebih unggul dari BCA.

    Berbicara mengenai BCA, orang tidak boleh melupakan sosok
    Mochtar Riyadi. Bankir bertangan dingin yang berhasil
    memoles BCA dari sebuah bank pasar pagi menjadi bank swasta terbesar dijamannya.

    Sekarang BCA sudah kembali sangat sehat dan sangat besar, cuma sayang pelayanannya semakin jauh dari nasabah-nasabah kecil. Nasabah “dipaksa” lebih nyaman berhubungan dengan mesin daripada manusianya. Sulit menemukan karyawannya yang ramah, kecuali Anda Priority Card holder.

    Mungkin memang harus begitu

    The Archive is:

    ********

    Date: Wed, 27 May 1998 07:47:22 +0700

    From: Darwin Tjoe <darwin-tjoe@usa.net>
    To: apakabar@clark.net
    Subject: BCA, Haruskah dimatikan ?

    Logo BCA
    Hari-hari terakhir ini BCA, bank swasta nasional terbesar di
    Indonesia sedang di rush habis-habisan. Presdir BCA Bp. Abdullah Ali komisaris Bp. Anthony Salim yang tampil marathon didepan TV belum mampu meredam semangat rush masyarakat yang sedemikian menggebu-gebu. Saya sendiri terus terang tidak tahu ada masalah intern apa sebenarnya disana, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijelaskan dengan logis tentunya.

    Pada hari-hari kerja biasa, tanpa rush, tanpa menerima pengalihan nasabah dari cabang lain pun, melakukan transaksi perbankan di BCA juga tidak terlalu menyenangkan. Melakukan salah satu transaksi yang paling sederhana misalnya setor tunai, tarik tunai, setor kliring, transfer saja paling tidak juga harus antri 10 – 15 menit. Untuk melakukan satu transaksi di atas, teller yang telah megetikkannya di komputer harus menunggu seorang supervisor untuk me-validasi. Terkadang kalau sang supervisor sedang ada urusan lain, terpaksalah nasabah dan teller yang bersangkutan harus menunggu, sungguh tidak efisien rasanya.

    Pegawai BCA juga tidak bisa disebut ramah dan menyenangkan. Senyum manis sebagaimana pegawai bank lain pada umumnya agaknya lumayan langka bisa ditemukan di BCA.

    Setelah dilanda kerusuhan besar pada tanggal 14 – 15 Mei yang lalu, tercatat BCA yang mengalami kerusakan paling banyak pada cabang-cabang dan mesin-mesin ATM-nya. Pada saat yang sama, kebanyakan orang juga mulai kehabisan stock uang tunai karena tidak bisa keluar untuk beberapa hari sehingga memang sudah diperkirakan banyak bank yang akan diserbu untuk penarikan tunai. Satu hari sebelumnya gubernur BI sudah memberikan jaminan BI akan menyediakan cadangan tunai berapapun jumlahnya.

    Baru beroperasi penuh dua hari, Jakarta diancam lagi dengan isu Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei sehingga praktis semua bank kembali meliburkan diri beberapa hari. Bisa dimengerti begitu buka kembali bank-bank kembali diserbu oleh penabung yang sudah kehabisan dana tunai. Lambatnya pelayanan BCA serta menumpuknya nasabah-nasabah yang cabangnya rusak atau terbakar menyebabkan antrian nasabah menjadi sedemikian panjang.

    Ada cerita dari beberapa teman,

    “Saya melihat BCA sedang di-rush, pasti ada apa-apanya. Saya jadi ngeri dan mau memindahkan dana saya yang disana. Peduli isunya benar ataupun tidak.”

    “Saya mulanya mau setor uang, tetapi karena juga terpaksa harus ikut antrian dan selama dalam antrian banyak terdengar bisik-bisik kiri kanan, akhirnya sampai didepan teller saya tidak jadi setor uang yang saya bawa, kemudian malah ikut-ikutan narik. Lumayanlah, bikin hati
    tambah tenang.”

    “Tadinya sih mau memperpanjang deposito saja (yang tidak ada sangkut paut dengan tarik setor tunai) juga disuruh ikut antri. Kesal dong, jadi nanti kalau jatuh tempo saya pindahin saja ke bank lain.”

    “Kita butuh sedikit tunai untuk transaksi sehari-hari. Kalau harus antri sekian lama, mendingan saja sekalian tarik semuanya. Siapa yang tahan saban hari harus antri di sini.”

    “Bagaimana bisa bisnis dengan kondisi seperti ini, dana saya sudah saya transfer semuanya ke bank lain, biar dari sana saja transaksi sehari-hari untuk sementara.”

    Isu pun semakin berkembang menjadi “Mayoritas saham BCA ditangan putra putri presiden”, “Suharto narik 5 Triliun”, sampai “BCA mau bangkrut”.

    Isu terakhir semakin lama semakin kuat gaungnya, bersamaan dengan semakin bersemangat nasabah-nasabah menguras habis tabungannya di BCA. Semakin banyak orang mempercayai isu tersebut, semakin bank bersangkutan mendekati ajalnya. Sebaliknya semakin orang tidak
    mempercayai isu tersebut, maka kemungkinan bank bersangkutan lolos dari maut semakin besar.

    Bank yang paling sehat pun, kalau di-rush sebagian besar nasabahnya terus menerus, hampir bisa dipastikan akan ambruk. Nah, terlepas dari benar tidaknya isu kesehatan BCA, bagaimanapun juga selama ini hampir sebagian besar masyarakat nasabah BCA pasti sudah menikmati
    manfaat dan fasilitas yang disediakan BCA. Kemanapun, nasabah tidak perlu mengantongi uang tunai yang berlebihan, karena hampir diseluruh pelosok kota bisa ditemui ATM-ATM yang siap melayani 24 jam. Pembayaran telepon, kartu kredit, PLN, handphone, bahkan sampai uang sekolah bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hampir semuanya bebas biaya.

    Cat.”… sekarang hampir semuanya kena biaya…”

    Berbeda dengan yang ditawarkan bank-bank lain, BCA juga tidak mendorong nasabahnya berpola hidup konsumtif. Sejauh yang bisa saya amati, BCA adalah bank yang paling berdedikasi kepada nasabah-nasabah kecil.

    Kebanyakan produk perbankan dari BCA umumnya membuat hidup ini menjadi lebih mudah sehingga alangkah sayang apabila BCA harus “mati” juga karena ulah nasabah-nasabahnya.

    Arsip asli tersimpan di
    http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/05/26/0034.html